— 2,5 jam sebelumnya

“Dev ayo pulang yu, Uncle Lu sama Uncle Sehun udah nunggu tuh di luar.” Nada bicaranya coba Baekhyun haluskan walauoun tak memungkiri hatinya sedang sedikit kesal kali ini.

Anak kecil yang Baekhyun panggil “Dev” itu menoleh sedikit namun kembali melanjutkan aktivitasnya bermain balok-balok mainan yang ia bangun menjadi rumah.

“Besok kan udah mulai bisa kesini lagi. Pulang yuk? Mau makan gak nih? Emang Dev gak lapar? Belum makan siang loh.”

Baekhyun jadi gregetan sendiri, disatu sisi merasa tidak tega karena ia paham Devlin seperti karena di rumah dia tidak pernah bisa sebebas ini berlarian dan bermain kesana kemari, disatu sisi lain Baekhyun merasa bersalah kepada Luhan dan Sehun yang sudah menunggu lama.

“Dev mau ketemu daddy gak? Hari ini papa, Uncle Lu sama Uncle Sehun mau ketemu sambil makan-makan. Daddy pasti udah nungguin disana.” Terpaksa Baekhyun bawa-bawa nama Chanyeol berharap Devlin mau dibawa pulang.

Bak sihir, Devlin langsung membereskan mainan yang tadi ia mainkan lalu berlari menghampiri Baekhyun, “beneran daddy ada disana?”

“Err— iya tadi papa tanya daddy ada disana. Kalaupun gak ada itu karena Dev lamaaaa jadi daddy marah terus kerja deh.”

Baekhyun dan Devlin berjalan menuju pintu keluar daycare.

Diam-diam bibir mungilnya komat-kamit tanpa suara merutuki omongannya yang memberi harapan palsu kepada Devlin.

“Tuhan, maaf Baekhyun harus bohongin Devlin. Maaf juga papa harus bohongin Dev supaya mau dibawa pulang.”

“Ah syukur waktunya tepat banget.” Luhan mendelik sinis pada Sehun tapi Sehun hanya tersenyum penuh arti.

“Sini-sini keponakan Uncle, apa kabar, hm? Uncle Lu kangen boleh cium sama peluk ya?”

Devlin mengangguk, “Dev juga kangen sama Uncle Lu.”

Keempatnya bersiap membenahi posisi duduk masing-masing, dan Sehun menyalakan mesim mobil lalu pergi menuju restoran yang mereka tuju.