“Atas nama Calvin.”
“Lo kerja di sini?”
“Satu bungkus roll cake varian tiramisu, satu cup americano, dan satu cup vanilla latte. Semuanya 85 ribu rupiah.”
Calvin kesel pertanyaannya gak dijawab, malah cowo mungil dihadapannya itu sama sekali gak natap dirinya.
“Lo kerja di sini?” Tanya Calvin sekali lagi.
“Uangnya pas. Ini struknya.”
“Fabio..”
“Tolong jangan bikin antrian. Silahkan keluar.”
Apa-apaan?
Calvin baru aja diusir tadi?
Matanya ngerjap berkali-kali buat mastiin apa yang diliatnya itu bener si Fabio, papanya si kucrit Luna.
Masa sih Fabio gak ngenalin dirinya?
Fabio punya penyakit pikun?
Gak mungkin. Orang masih muda.
“Cal, ayo!” Jihan narik tangannya keluar dari toko kue tersebut.
“Lo liatin siapa?”
“Fabio siapa?”
“Bukan siapa-siapa.” Jawab Calvin singkat.