Baekhyun gelisah.
Khawatir dan panik menjadi satu setelah menerima pesan seperti itu.
Perjalanan ke day care menjadi semakin lama karena sekarang Hani meminta Chanyeol untuk mencari toilet umum dulu sebab ingin buang air kecil.
“Aku anter, ya?” Tanya Chanyeol kepada Hani yang langsung dijawab dengan gelengan kepala.
“Gak usah, bentar doang kok. Kamu disini aja, by.”
Kini hanya ada mereka berdua di dalam mobil, mereka terdiam hanyut dipikirannya masing-masing.
“Kenapa, Baek?” Chanyeol penasaran karena sedaritadi wajah Baekhyun terlihat tidak baik.
“Aku turun di sini aja Mas, gak bisa nunggu lama.” Baekhyun membuka pintu mobil lalu segera berlari mencari bus atau taksi di pinggir jalan.
“Ada apa? Day care, kan? Pasti itu Devlin. Kenapa sama dia?” Itu Chanyeol yang ternyata menyusul Baekhyun.
Hatinya bergumul panas, benci mendengar pertanyaan sok peduli Chanyeol.
“Jawab, Baekhyun!” Suara Chanyeol mulai meninggi.
“Anak kamu sakit, Mas! Devlin demam sampe muntah di sana, aku harus buru-buru gak bisa nunggu lama.”
Chanyeol menatap Baekhyun yang berurai air mata.
“Tunggu sebentar, nanti saya anterin, Hani gak akan lama. Devlin juga anak saya.”
Ponsel Chanyeol berdering,
“Halo, sayang?”
“Yeol, aku jatuh di toilet. Kaki aku kram.“
Chanyeol menatap Baekhyun yang sedang sibuk mencari bus atau taksi di jalan.
Devlin demam sedangkan tunangannya kini terjatuh ditambah kandungannya yang masih muda.
“Yeol!“
“I-iya, aku ke sana. Tunggu.”
Baekhyun tersenyum getir melihat Chanyeol yang pergi tanpa sepatah kata pun.
“Tunggu sebentar.“
“Devlin juga anak saya.“
Omong kosong.