Calvin,
Anak kuliahan yang gak sengaja ketemu Fabio,
ah, bukan.
Luna yang ngebuat mereka jadi terhubung satu sama lain.
Berkat Luna, Fabio jadi kenal Calvin di warung makan ketoprak sewaktu sarapan dulu.
Fabio gak bisa jelasin apa namanya tapi semenjak kenal Calvin hidupnya jadi mulai kembali lagi kayak dulu. Walau gak sepenuhnya kembali karena Nathan selalu hukum dirinya kalau ada hal yang ada sangkut-pautnya dengan Calvin.
Calvin yang baik dan selalu iyain permintaan tolongnya meskipun harus dihiasi wajah sinis dan kesal jika Luna udah bertingkah.
Sedikit demi sedikit keberanian yang dulu sempat hilang di hidupnya jadi kembali.
Fabio berani melawan Nathan yang selalu buat masalah sepele.
Itu satu kemajuan yang besar.
Kadang Fabio mikir, apa sih yang ada di diri Calvin sampai dia bisa mulai berubah?
Tapi meskipun udah begitu, tubuh Fabio selalu kalah dan berakhir dengan banyak luka karya suaminya.
Fabio belum terlalu berani melawan kalau Nathan udah main fisik.
Semua luka itu mati-matian Fabio tutupi dari banyak orang, dia gak mau orang-orang khawatir atau natap dia curiga.
Apalagi sewaktu Calvin mulai sadar tubuhnya banyak bekas luka.
Fabio kira Calvin cuma sekedar tahu tapi ternyata dugaannya salah. Calvin malah penasaran, Calvin banyak kirim pesan yang nanyain tentang kondisinya Fabio.
Tentu aja dia gelisah.
Takut Calvin akan laporin Nathan ke polisi kalau udah tahu.
Setiap pesan yang Calvin kirim sengaja gak Fabio bales.
Fabio juga mulai jaga jarak dari Calvin dengan menghindir setiap kali ketemu.
Hidupnya udah rumit, gak mau tambah rumit lagi.
Dan akhirnya Fabio mutusin buat berhenti kerja, selain ngehindar dari Calvin, dia juga udah gak kuat karena selalu dihadiahi hukuman sama suaminya.
Suaminya itu selalu berpikir kalau Fabio selingkuh, banyak lelaki yang mendekati Fabio, Fabio genit sama lelaki lain, dan lain sebagainya.
Dan hal yang paling Fabio gak suka itu saat Nathan selalu bawa-bawa nama Calvin di setiap masalah.
“Lo pasti selingkuh sama bocah setan itu!.”
“Apa perlu gue datengin dia supaya lo berhenti ngejar-ngejar si bocah?”
“Bocah ingusan itu bisa apa? Nafkahin lo? Beliin lo barang setelah kalian having sex?”
“Lo pasti jual diri sama dia, kan? Makanya lo selalu sama dia terus!”
“Apa gak cukup sama gue? Lo jalang bisa-bisanya main di belakang padahal lo udah punya suami.”
“Apa kata kolega gue diluaran sana kalau liat lo lagi ngelayanin pelanggan?”
“Gak usah tanggung-tanggung deh. Mending jual diri aja, gue daftarin ke tempat terbaik kalau bisa. Supaya lo bisa dapetin bayaran yang mahal.”
“Calvin Alvaro, mahasiswa semester 4 jurusan musik. Gue udah dapet data pribadi dia. Lo mau berhenti atau gue bunuh si Calvin?”
Tentunya dia gak terima.
Calvin anak baik, Calvin gak pernah jahat dan bersikap aneh-aneh sama dirinya.
Fabio udah janji gak akan lagi libatin Calvin ke dalem hidupnya.
Dia cuma mau menjaga nama baik Calvin.
Tapi besoknya Fabio berhasil ingkarin janjinya sendiri.
Hari itu, Fabio izin pergi ke Nathan mau jemput Luna pulang.
Di perjalanan dompetnya gak sengaja ketinggalan di bangku teras depan.
Fabio panik, takut dompetnya hilang. Buru-buru dia balik arah.
Sesampainya di rumah Fabio lihat ada sandal perempuan. Kemungkinan-kemungkinan terburuk banyak terlintas dipikirannya.
Mau berpikir positif tapi gak bisa karena sewaktu Fabio masuk ke dalam rumah, ada tas juga baju perempuan yang tergeletak di sofa ruang keluarga.
Fabio pengen cari tahu tapi keadaannya saat itu bertepatan dengan dirinya yang harus ngejemput Luna.
Dengan terpaksa Fabio hubungi guru sekolah Luna buat telepon nomor Calvin yang dia kasih.
Selesai ngehubungi, Fabio mantapin hatinya buat ngecek perbuatan hina yang dilakuin suaminya.
Tangannya ngebuka paksa pintu kamar yang ditutup.
Hatinya remuk seketika.
Kamar yang menjadi ruangan favoritnya,
Kamar yang banyak membuat kenangan manis bersama suaminya,
Kamar yang menyimpan segala barang berharga,
Dan kamar yang selalu Fabio rawat dan bersihkan setiap hari dipakai untuk perbuatan kotor Nathan dan perempuan yang bertelanjang bulat sedang bergumul di atas ranjang.
Fabio lihat itu.
Matanya panas nyaksiin suaminya bermain dengan orang lain.
Mereka berciuman penuh nafsu, suara-suara menjijikan yang keluar semakin ngebuatnya sakit.
Tubuh mereka saling menempel tanpa jarak, bagian bawahnya ditutup selimut.
Bertingkah layaknya pasangan yang sudah menikah.
Hidupnya yang gelap semakin gelap.
Fabio gak tahu lagi harus apa.
Kenapa?
Mas Nathan udah punya suami dan anak satu. Kenapa Mas Nathan tega?
Terlebih Mas Nathan selalu nuduh Fabio selingkuh padahal kenyataannya Mas Nathan yang selingkuh.
😭
Rasanya gak bisa dijelasin.
Sakit banget, aku dulu sering mergokin mantan pacar aku yang ngeduain aku berkali-kali.
Tapi dengan begonya aku maafin dia.
Dan keesokan mantan aku berani ngelakuin hal yg sama.
Bukan mergokin dalam artian seks ya 😂
Ini beda lagii.. kalau aku kan masih pacaran, sedangkan Fabio udah menikah.