“Daddy kenapa gak dateng kemarin?” Adalah pertanyaan yang langsung Devlin ajukan saat sambungan video callnya sudah tersambung.
Wajah bangun tidur dan raut muka sedih membuat Chanyeol sedikit merasa bersalah, “Maaf ya, kemarin Daddy ada sedikit kerjaan yang mendadak. Tahun depan Daddy janji pasti dateng kok. Maaf ya..”
“Tahun kemarin juga Daddy bilang gitu, janji terus tapi gak ada tuh. Daddy berhenti kerja dong! Main sama Devlin sama Papa disini!” Ucap anak kecil di seberang sana dengan polos yang sukses mendapatkan gelak tawa dari Chanyeol.
“Gak bisa gitu sayang. Kalau Daddy gak kerja nanti siapa yang beliin Devlin mainan, makanan, sama baju?” Jawab Chanyeol yang diiringi dengan senyumannya.
“Tapi Devlin cuma mau Daddy ada disini main sama Devlin, sehari aja. Bisa ya Dad?” Suara Devlin terdengar merengak seakan ingin menangis karena mendengar jawaban dari sang Daddy yang tidak bisa berhenti bekerja.
Dapat Chanyeol dengar anaknya kini menangis, layar yang awalnya menampilkan wajah sang anak kini berganti menjadi hitam. Tampaknya Devlin tidak sengaja membalikan layar handphonenya. Sesaat kemudian Chanyeol mendengar suara Baekhyun disana.
“Daddy sibuk kerja sayang, nanti kalau ada waktu pasti Daddy bisa main kesini. Sabar ya? Ini udah video call loh, Daddynya nungguin tapi Devlin malah nangis.” Baekhyun membujuk anaknya dengan memberi pengertian dan suara lembutnya yang bisa membuat siapapun luluh mendengarnya, termasuk Chanyeol.
“Baek, maaf saya masih ada kerjaan yang harus diurus. Buat gantinya tolong tanya Devlin mau hadiah apa buat ulang tahunnya kemarin, nanti kirim contoh fotonya supaya saya gak salah beli.” Ujar Chanyeol dan layar handphonenya langsung menampilkan wajah Baekhyun yang masih terbalut piyama biru muda, pemberian Chanyeol dulu.
Baekhyun tersenyum seperti biasa lalu mengangguk. “Iya Mas, kalau gitu udah dulu. Selamat bekerja, maaf menganggu.”
— sambungan terputus