“Jadi gimana, dok?”

Dua orang yang duduk dihadapan dokter menanti dengan sabar penjelasan dokter.

Satu tangan menggenggam tangan lain, seraya memberi ketenangan agar.

Si dokter berdeham, “setelah hasil pemeriksaan USG tadi Ibu Hani terdiagnosis hamil dan usia kehamilannya 3 minggu.”

“Tapi gimana bisa? Maaf, maksudnya saya.. saya selalu mengeluarkan sperma di luar.” Sergah Chanyeol.

“Berhubungan sex tanpa memakai kondom rentan terjadinya kehamilan, mau itu sperma di keluarkan di luar kemungkinannya masih ada. Mungkin Pak Chanyeol tidak merasa ada yang keluar sewaktu berhubungan sex, dan bahkan cairan precum saja mengandung sperma.” Jelas dokter dengan tenang.

Dokter kandungan menunjuk sebuah kalender yang berada di meja kerjanya. “Berdasarkan hasil USG tadi saya bisa memastikan usia kandungannya sudah 3 minggu. Disarankan kontrol kembali 3 minggu ke depan.”

Kemudian Chanyeol dan Hani pamit, suasana mobil menjadi dingin setelah pulang dari dokter kandungab tersebut.

Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing.

“Yeol..” Hani memecah keheningan, tangannya meraih tangan Chanyeol untuk digenggam.

“Maaf ini salah aku, harusnya aku minum pil.”

Chanyeol menoleh, “no.. ini bukan salah kamu. Salah aku yang terlalu PD kalau kamu gak bakal hamil.”

“Aku takut, gimana reaksi orang-orang nanti? Ki-kita belum nikah.”

Bisa Chanyeol dengar Hani menangis, ia segera menepikan mobilnya di tempat yang aman.

“Hei, sayang.” Tangan besarnya menangkup pipi Hani.

“Kamu gak usah khawatir, aku..” ucapan Chanyeol terjeda, matanya ia pejamkan erat-erat berusaha mencari kepastian dipikirannya, “aku bakal usaha supaya kita cepet-cepet nikah. Buat sekarang yang terpenting kamu jaga kesehetan jangan sampai telat makan sama minum obat, ya?”

Tangannya terulur mengelus perut Hani yang masih terlihat rata, “ada calon bayi kita disini. Malka sebentar lagi mau jadi kakak, jadi Mommnya harus sehat.”

“Tolong sabar dan percaya sama aku.”