Kai menyambar jas dan kunci mobil. Ia mengambil langkah lebar menuju basement.

Dalam hati mengucap banyak doa kepada Tuhan agar Devlin tidak apa-apa.

Pintu lift terbuka, Kai berpapasan dengan Chanyeol dan Hani.

“Kemana?” Tanya Chanyeol menghentikan Kai.

Kai menoleh lalu menatap tajam nan sinis mereka berdua.

“Kemana? Ini belum waktu makan siang.”

Ia menepis tangan Chanyeol yang mencengkram lengannya. “Apa urusan lo?”

“Halo?”

Kai, please lo dimana? Devlin makin-makin.” Mode pengeras suara tak sengaja Kai aktifkan.

“Udah di mobil, Lu. Tunggu sebentar lagi.”

“Ada apa sama anak gue?” Suara Chanyeol mengeras mendengar nama anaknya disebut.

Lo sama Chanyeol di sana?” Pertanyaan Luhan tidak Kai jawab, ia lebih memilih mematikan sambungan teleponnya.

Chanyeol masih bertahan menunggu jawaban dari Kai.

“JAWAB KAI!!”

Hani menciut menyadari ada aura tak mengenakan yang menguar di antara kedua pria tersebut. “Apa peduli lo?”

“Devlin udah bukan urusan lo lagi sekarang.” Kai melayangkan sebuah senyuman sinis kepada Hani yang daritadi menatapnya.

Dan Chanyeol ingin mengejar Kai tapi Hani terus menerus menahannya.

“Udah, Yeol. Biarin aja.”