Kai merogoh setiap saku yang ada di pakaian Chanyeol.
“Lo gak bawa mobil, anjir?”
“CEO tapi mabok-mabokan.”
Akhirnya dengan susah payah ia sedikit menyeret tubuh Chanyeol yang besar dan berat ke dalam mobil.
“Kai.” Yang dipanggil tidak menyahut, Kai fokus menyetir ia malas meladeni.
“Aww anjing sakit bego.” Kai meringis kesakitan saat Chanyeol menjambak rambutnya.
“Makanya jawab kalau gue manggil.” Chanyeol nyengir dengan keadaan wajah yang memerah dan mata sayunya.
“Kemana aja lo?”
“Galau.”
Alasan macam apa?!?!?!
Kai membiarkan Chanyeol meracau tidak jelas selama perjalanan pulang. Tidak ada gunanya mengobrol dengan orang yang mabuk.
“Password pintu rumah lo apa?”
“WOY! Jangan tepar dulu, passwordnya apa?” Bentakan Kai sukses mengagetkan Chanyeol yang awalnya berbaring di teras menjadi terduduk.
“17614”
Kai tersenyum miring, Chanyeol masih menggunakan tanggal pernikahannya dengan Baekhyun untuk password rumahnya.
Selesai membuka pintu Kai menoleh melihat Chanyeol yang sudah jatuh tertidur.
“Lo itu berat, sialan.” Kai kembali menyeret tubuh Chanyeol menuju tempat tidur.
“Gue balik. Jangan lupa besok ngantor.”
“Kai.”
Oh, belum tertidur pulas ternyata.
“Cowo yang sama Baekhyun itu siapa?”
Satu alisnya terangkat mendengar pertanyaan random Chanyeol.
“Baekhyun gak berniat buat nikah lagi, kan?”
“Devlin.. cuma gue Daddy nya. Cowo itu gak akan jadi Daddy nya Devlin apalagi suaminya Baekhyun.”
Park Brengsek Chanyeol, egonya terlalu tinggi bahkan saat kesadarannya di bawah pengaruh alkohol.