Kamar rawat no. 14
Calvin ketuk pintunya pelan, dia takut ngeganggu Fabio yang mungkin lagi tidur di dalem.
“Fabio?” Kepalanya ngintip sebelum tubuhnya bener-bener masuk.
“Jangan masuk.”
Keningnya berkerut denger ucapan Fabio, “kenapa?”
“Aku bilang jangan masuk!” Suaranya setengah berteriak sewaktu Calvin malah masuk dan gak dengerin apa yang dia ucapin.
PRANG!!
Vas bunga di atas nakas Fabio lempar ke arah Calvin, “aku bilang jangan masuk!!”
Tubuh Fabio bergetar hebat, Calvin langsung bawa tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya.
“Lepasin.”
“Calvin keluar dari sini.”
“Aku mohon.”
“Tubuh aku kotor, aku— aku malu.”
“Harusnya kemarin Calvin biarin aku mati.”
Suara dan tangisan pilunya makin keras, Fabio pukul berkali-kali dada Calvin, dia berusaha coba lepas tapi sayang pelukan Calvin malah semakin erat.
“Aku malu!”
“Aku gak pantes hidup.”
Suara keputusasaan, Calvin bisa rasain itu.
“Kenapa Calvin harus tolongin aku?”
“Aku maluu..”
Calvin terus peluk Fabio sampai dia tenang, mulutnya ketutup rapat, masih setia dengerin ucapan Fabio yang ajaibnya bikin hatinya ikut sakit.
“Papa..”
Tangisan Fabio berhenti ketika dengar Luna manggil dirinya.
“Luna,” Fabio buru-buru hapus lelehan air matanya, kedua papa dan anak itu saling pandang, wajah merah yang dihiasi mata bengkak sukses bikin Luna ikutan nangis.
Luna syok liat papanya begini sekarang, dia baru pertama kali liat sang papa yang biasanya ceria dan kuat jadi selemah dan semenyedihkan ini.
Air mata yang tadi dihapus keluar lagi, Fabio gak tahan liat Luna ikutan nangis karena kondisinya.
Rasa kecewa mendominasi perasaannya sekarang,
Fabio gagal terlihat kuat dan tegar demi Luna.
Sekuat apapun dia mencoba, sekarang usahanya sia-ia. Harusnya Luna gak lihat ini. Dia gak mau anaknya ikutan ngerasain sedihnya.
Calvin lepas pelukannya pada Fabio, “papa lagi gak baik-baik aja sekarang. Luna harus ngertiin papa, hm.” Dia ngerendahin tubuhnya, sejajarin dengan tinggi Luna.
“Luna sama Om Ken dulu di luar. Papa biar sama hmm..” ucapannya berhenti sejenak, “papa sama daddy dulu di sini.”
Luna ngangguk dan memilih keluar kamar menuju Ken yang lagi nunggu di luar.
Ehem.
Daddy katanya 😌