“Kenapa daddy bong-bong gak bales pesan dari Luna??????”
“Hp papa rusak?”
“Hpnya rusak ya, pa?”
“Kenapa gak bales arrrggghh..” jari kecil Luna berkali-kali neken tombol keyboard.
Bibirnya maju sambil gerak-gerak gak jelas, kedua alisnya menyatu, dan matanya fokus natap ponsel Fabio.
“Daddy ini Luna hnggg hngg.. kenapa gak bales sih?” Puluhan pesan kembali dikirim.
“Papa rusakk.. hpnya rusak huweee..” Luna nangis kesel, dia samperin Fabio yang lagi bikin adonan roti di pantry dapur.
Suara tangisannya yang sempet berhenti kembali dilanjut setelah nemuin posisi dipojokkan meja dapur.
Fabio yang kebingungan harus ngapain cuma bisa liatin Luna yang nangis dramatis.