Minggu ke-4
Hubungan keduanya semakin renggang, cuma sebatas Calvin nanya ke Fabio mau ditemenin ke dokter atau enggak, lalu selalu dijawab dengan kalimat “aku sendiri aja.” oleh Fabio.
Udah itu aja.
Mereka layaknya orang asing.
Hari ini Fabio ada jadwal ke dokter, pulang dari dokter dia banting setir mobilnya ke arah supermarket, niat ingin membeli kebutuhan dapur yang mau habis.
Fabio masuk ke dalam, mulai mencari barang yang dibutuhin dengan jalan santai ngedorong troli belanja.
Fabio pindah ke tempat yang agak sepi, dia ngerasa gak nyaman dengan pandangan orang-orang di sekitarnya yang memperhatikan balutan perban tebal di kedua tangannya.
Untungnya Fabio selalu pakai hoodie, jadi tangannya bisa dimasukkan sampai batas jari.
List kebutuhan dapur udah hampir penuh, tinggal dua lagi. Luna inisiatif bantu papanya, anak itu keliling-keliling ngeliat rak yang gak jauh dari Fabio.
“Papaa!”
“Iyaa.. Luna udah nemuin? Yang mana, hm?”
Alih-alih ngejawab pertanyaan Fabio, Luna malah lari sambil nunjuk-nunjuk objek di depannya.
“Daddy bong-bong!”
Pikiran Fabio buyar, langkahnya berhenti liat sosok lelaki tinggi yang memakai topi.
“Daddy bong-bong! Luna sama papa di sini!”
Panik.
Fabio kejar Luna sambil ngedorong trolinya tapi sayang Luna udah tepat di depan Calvin.
Luna tarik bajunya berharap atensi Calvin beralih padanya.
“Hey, anak kecil. Kamu siapa, ya?”
“Gak sopan banget narik-narik baju orang dewasa.”
Perempuan cantik yang memakai dress floral selutut nepis tangan Luna.
Calvin dan Fabio sama terkejutnya, tanpa basa-basi Fabio langsung tarik tangan Luna dan bawa anaknya itu ke dalam gendongannya.
“Maaf.. maaf sekali lagi.” Fabio ngebungkuk sopan, setelahnya bergegas pergi, belokkkn trolinya ke arah lain.
Fabio tau, tindakannya tadi itu gak sopan. Main pergi tanpa nunggu respon dari orangnya.
Bukan tanpa alasan, Fabio cuma takut dirinya nyiptain masalah baru apalagi tadi Calvin lagi sama seorang perempuan.
Bisa-bisa dikira pelakor atau semacamnya lah, pasalnya Luna manggil Calvin dengan sebutan 'Daddy'.
“Tadi itu siapa?”
“Kamu kenal?”
“Gak kenal.” Jawab Calvin santai tanpa ekpresi.
“Gak kenal tapi manggil kamu daddy. Apa-apaan?”
“Salah orang kali.”
“Yakin?”
“Yakin lah. Mana mungkin aku udah nikah terus punya anak.” Jelas Calvin to the point.
“Kali aja. Kan banyak tuh kasusnya pura-pura single taunya udah nikah.”
“Hm.”
“Sekarang mau ke mana lagi? Ke Time Zone mau gak? Hitung-hitung ngilangin mumet sama tugas kuliah.” Tangannya nelusup masuk, ngegandeng tangan Calvin tanpa persetujuan.
“Boleh.”
Di sisi lain, Fabio diem-diem ngintip dan nguping pembicaraan mereka di balik celah rak yang berjejer.
“Kok tadi pergi, sih, pa”
“Mulai sekarang jangan ganggu lagi daddy bong-bong.”
“Kok gitu?”
“Ssttt.. Luna cuma punya papa, gak punya daddy.”
Dan di detik ini Calvin dan Fabio resmi kembali menjadi orang asing.
Shshshhsh
Dejavu gak? Wkwkwkkw.