Sejak mengetahui orang yang sering ia jenguki itu Park Chanyeol, CEO Enoxyma Group yang ditembak oleh tunangannya sendiri, Minhyun jadi lebih sering menonton TV untuk mengikuti perkembangan kasus CEO Park.

Kasusnya sudah 3 bulan berlalu tapi sampai saat ini masih hangat dibicarakan.

Di sampingnya ada Park Chanyeol yang masih dalam keadaan koma. Sesekali ia melirik wajah tenang yang tertidur itu.

Minhyun murni ingin menjenguk karena merasa kasihan melihatnya seorang diri. Berjuang bertahan hidup dalam kehampaan pasti sulit.

Si penembak Choi Hani, Minhyun harap wanita itu sadar akan kesalahannya. Bermain-main dengan nyawa seseorang hanya karena masalah percintaan itu tidak baik.

Minhyun lihat dari portal berita di sosial media polisi langsung memenjarakan Choi Hani tanpa melihat status dirinya yang sedang mengandung.

Sedangkan Model Byun yang hakim sebutkan dia tersangka kedua setelah Choi Hani statusnya masih menghilang.

“Gila emang. Udah tau dia korban malah diseret jadi tersangka.

“Kak Chanyeol harus cepet sadar kasih tau media. Gue yakin kalau Baekhyun itu bukan tersangka.” Ibu jarinya menggulir layar ponsel ke atas dan ke bawah.

“Ke—kenapa Baek—hyun tersangka?”

“Tau tuh yang buat berita. Gak guna banget.”

“Lah udah sadar?”

“Kak Chanyeol udah sadar? Tunggu sebentar mau panggil dokter dulu.”


Minhyun memandang Chanyeol tidak mengerti.

Baru sadar dari koma harusnya masih lemah tidak bertenaga tapi yang ia lihat sekarang Chanyeol yang sibuk membaca tulisan di ponsel miliknya yang Minhyun pinjamkan.

“Sekarang ta—tanggal bera—berapa?”

“Hng?”

“Tanggal... Be—rapa?”

“Oohh 28 Maret, Kak.”

Chanyeol mengangguk lalu memberikan ponselnya pada Minhyun.

Minhyun berdeham izin pamit untuk pergi ke kamar rawat ibunya. Dirinya merasa Chanyeol butuh waktu untuk sendiri.

Setelah kepergian Minhyun, Park Chanyeol hanya terdiam memandang langit-langit kamar. Luka dipunggung masih terasa sakit, diam-diam dirinya mengucap rasa syukur sebab ia bisa bertahan hidup.

Selama 3 bulan ia sendirian di sini. Mau sendirian atau tidak ia tidak akan peduli, ia sudah biasa diabaikan sejak menikah dengan Byun Baekhyun.

Iya. Kedua orang tua Chanyeol tidak setuju jika anaknya menikah dengan seseorang yang sebatang kara, mengingat kedua orang tua Baekhyun lebih dulu meninggal sebelum mereka menikah. Selain itu, mereka berpikir Baekhyun tidak akan punya masa depan dan tidak akan bisa membangun rumah tangga dengan baik.

Baekhyun 5 tahun lalu belum bekerja karena Chanyeol yang melarangnya.

Orang tuanya ingin Chanyeol menikah dengan seorang wanita bukan lelaki. Wanita karir yang sukses, cantik, juga mandiri seperti mantan Chanyeol dulu, Hani.

Orang tuanya hanya akan menganggap Chanyeol sebagai anak lagi jika ia menikahi Hani.

Pemikiran yang kolot memang.


31 Maret.

Chanyeol sudah lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Kepulangannya dijadwalkan satu minggu lagi jika tidak ada masalah serius.

Ia mengambil ponsel miliknya sendiri di meja. Jarinya terketuk mencari berita terbaru mengenai dirinya, Hani, juga Baekhyun.

Berita-berita yang tersebar membuatnya pening sendiri. Ia harus segera memberi pernyataan yang benar kepada media.

“Gue lebih dukung Hani daripada Baekhyun.”

“Statusnya udah mantan suami tapi kok berani ngerusak hubungan orang.”

“Hani ngelakuin itu juga pasti karena dia stress gara-gara si Baekhyun ikut campur.”

“Sumpah, si Baekhyun kemana sih? Udah salah kok ngilang?”

“Baekhyun model nng ent tuh punya anak kan? Gila sih anjir gak mikir ke anaknya apa?”

“Udah jadi model kok bisa kerja di club? Gak sekalian jadi jalang?”

“Yang harusnya dipenjara si Baekhyun. Terus anaknya dikucilin deh.”

Chanyeol geram membaca komentar-komentar bodoh yang semuanya menyudutkan Baekhyun bahkan anaknya Devlin pun ikut dikomentari.

Semuanya salah dirinya.

Yang memulai semuanya itu dirinya.

Andai dulu Chanyeol tidak terpincut oleh Hani. Pasti saat ini Chanyeol hidup bahagia bersama Baekhyun dan Devlin.


7 April.

Perusahaan Enoxyma Group belum sah dipindahtangankan jika tidak ada kehadiran Chanyeol. Jadi hari ini ia pergi ke kantornya setelah keluar dari rumah sakit padahal dokter sudah mewanti-wanti dirinya harus istirahat di rumah.

Ia harus mengadakan konferensi pers terkait semua masalahnya sekaligus mengesahkan kepindahtanganan perusahaan Enoxyma Group.

Selama konferensi pers berlangsung Chanyeol terlihat mati-matian menahan rasa sakit yang kembali terasa.

Semua jurnalis yang datang dengan seksama mendengarkan setiap kata yang Chanyeol ucapkan.

“Semoga penulis berita tidak lagi menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Saya Park Chanyeol memohon maaf sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang dirugikan. Setelah ini saya akan berpikir dua kali sebelum bertindak dan saya akan menjadikan masalah ini sebagai pembelajaran ke depannya. Dengan demikian konferensi pers hari ini selesai, perusahaan Enoxyma Group resmi diambil alih Osano Group. Terimakasih.”

Seperti yang diucapkan tadi, Enoxyma Group resmi diambil alih perusahaan orang tuanya. Chanyeol tidak peduli, ia masih memiliki banyak uang juga harta untuk kehidupannya di masa depan.

Chanyeol juga membayar satu pengacara ternama untuk menyelesaikan masalah dengan hakim yang menyebut Baekhyun sebagai tersangka.

Awalnya setelah selesai konferensi pers ia ingin pergi menemui Devlin. Namun terpaksa ia urungkan karena punggung juga perut bagian atasnya mulai kembali terasa sakit.

“Besok Daddy ke sana.”

“Dev masih tunggu Daddy kan?”

“Maaf bikin Dev nunggu lama.”


KARMANYA MANA HEEE? Ini kurang.

Iya tau 🙃