Sudah tiga kali Chanyeol bulak-balik berkunjung ke rumah Baekhyun tapi hasilnya nihil.
Baekhyun dan Devlin selalu tidak ada di rumah.
Ia bertanya pada Luhan, Kai, atau Sehun tapi malah mendapatkan amukan yang Chanyeol sendiri tidak mengerti apa kesalahannya sehingga mereka seperti itu.
Baekhyun juga masih belum mengangkat telepon dan membalas pesan darinya.
Jika dihitung sekarang ini sudah ke empat kalinya Chanyeol di sini, di depan rumah Baekhyun dengan menjinjing paper bag yang berisi mainan untuk Devlin.
Apabila ia pulang sekarang takutnya Baekhyun sedang dalam perjalanan pulang. Jadi Chanyeol tetap menunggunya.
Jujur, Chanyeol merindukan Devlin.
Berminggu-minggu tidak bertemu membuatnya rindu pada anak kandungnya itu. Padahal dulu ia tidak pernah peduli dan merindukan Devlin.
Mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak mengenakkan membuatnya jadi tambah rindu.
Sayang sekali saat itu Devlin jatuh tertidur, entah apa yang terjadi. Jika saja Devlin bangun mungkin ia akan mengucapkan permintaan maaf karena membuatnya takut.
Pukul 8 malam.
Sebenarnya kemana sih mereka itu?
Chanyeol berdiri menuju mobilnya yang terparkir meninggalkan paper bag di atas kursi teras.
Mulai besok dan entah sampai kapan dirinya akan sibuk mengurus persoalan tentang pernikahannya dengan Hani.
Iya, mereka akan menikah karena usia kandungan Hani sudah memasuki 3 bulan dan perut buncitnya sudah semakin kelihatan.
Jadi, ini kesempatan terakhirnya memiliki waktu luang.
Chanyeol kembali mengambil paper bagnya takut-takut ada yang mengambil. Kan itu mainan untuk Devlin, pikirnya.
Lebih baik memberikannya langsung sekalian ingin mengucapkan maaf pada Devlin.
Chanyeol pulang ke rumahnya. Semoga saja nanti ada sedikit waktu luang atau ia akan berpapasan dengan Baekhyun dan Devlin di jalan. Meski harapannya sangat kecil.
“Daddy kangen sama Dev.“
“Maafin Daddy, sayang.“
Hatinya terus mengulang kalimat tersebut.