“Udah? Ada lagi?” Tanya Chanyeol pada Malka yang daritadi membawa kotak besar mainan ke sana kemari.
Pertanyaannya tak dijawab. Chanyeol maklumi karena sampai saat ini Malka kelihatan masih kebingungan.
Ia memilih untuk duduk di kursi sembari memperhatikan dari kejauhan dan sesekali memainkan ponselnya.
Merasa bosan pandangannya bergulir ke sebelah kanan tepat dimana mainan anak laki-laki berada.
Jika diingat-ingat Chanyeol belum memberikan hadiah untuk Devlin saat ulang tahunnya.
Anaknya itu lebih memilih dirinya sebagai hadiah ulang tahun tapi sayang Chanyeol tidak bisa datang karena harus menghadiri pentas ballet Malka.
Sebagai gantinya ia dan Baekhyun sepakat bertemu setiap hari Jumat untuk bermain bersama Devlin.
Chanyeol menunduk, kembali menyesali perbuatannya yang tidak bisa menahan emosi sehingga membuat jadwal main setiap hari Jumat itu tidak ada lagi sekarang.
Lebih parahnya anak kandungnya itu selalu ketakutan dan memalingkan wajah ketika melihat dirinya.
“Daddy Yeol sebentar lagi, ya. Aku masih bingung.”
“Iya, Daddy Yeol tunggu.”
Diam-diam merasa senang karena memiliki waktu memilih mainan untuk diberikan kepada Devlin.
“Daddy Yeol ke sebelah sini kalau udah samperin aja.” Chanyeol berdiri menuju mainan anak laki-laki.
Mainan mobil, hewan, atau robot?
Chanyeol bingung, ia tidak tahu apa yang disukai Devlin.
“Daddy Yeol aku udah.”
“Loh, udah lagi?”
“Itu buat siapa?” Tanya Malka menunjuk tiga set mainan yang berbeda di tangan Chanyeol.
“Ini buat anak—”
“Tuh kan! Pasti buat anak itu ya. Udah Malka bilang kalau Daddy Yeol cuma punya Malka. Daddy Yeol gak boleh beliin, simpen lagi!” Malka merebutnya lalu menyimpannya secara asal.
“Bukan, sayang. Ini buat anaknya temen Daddy Yeol besok ulang tahun.” Chanyeol mengambil mainannya kembali.
“Bener?”
“Beneran.”
Chanyeol meringis melihat Malka yang posesif seperti Hani. Untung saja dirinya pintar berbohong.
“Kok banyak-banyak ngasihnya?”
“Anaknya ada tiga. Yuk, ke kasir.” Ia mengatakan kebohongan lagi.
Mainannya akan diberikan pada Devlin hari ini. Barangkali Devlin tidak takut lagi padanya jika sudah disogok mainan.
Ya, semoga saja.
“Daddy Yeol cuma punya aku, inget janjinya.”
“Iya cuma punya Malka..”
“Malka sayang Daddy Yeol.”
“Daddy Yeol juga.”