Chanyeol memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di dekat taman.
Kaki jenjangnya berlari kecil untuk menyusul mereka yang cukup jauh di ujung taman.
Bibirnya terbuka bersiap meneriakan nama Kai yang jaraknya tinggal beberapa meter.
“KA—”
Suara notifikasi ponsel menghentikan Chanyeol.
Ah, iya.
Tujuannya tadi adalah ke rumah Hani.
Chanyeol melihat sebentar Kai yang sedang menjahili anaknya itu lalu tawa Devlin terdengar.
Sudut bibirnya berkedut, ada perasaan iri di hatinya melihat interaksi mereka. Devlin adalah anaknya dan dia adalah ayahnya tapi mengapa Devlin lebih akrab bersama Kai?
Chanyeol lupa kapan terakhir kali melihat Devlin tertawa selepas itu saat bersamanya.
Matanya beralih pada ponsel, membaca kembali pesan yang Hani kirim.
Sudah pukul 4 sore pasti Hani menunggu terlalu lama.
Ia bergegas menuju mobil sesekali menoleh ke belakang melihat Kai dan Devlin yang perlahan menghilang dari pandangannya.